LEMAH LEMBUT TERHADAP SESAMA

By Admin

28 June 2020

Artikel Gerejawi



    LEMAH LEMBUT TERHADAP SESAMA (Matius 10:40-42) Seperti kita ketahui, manusia adalah mahluk sosial yang selalu hidup bersama orang lain. Sejak lahir kedunia, kita tentu membutuhkan orang lain untuk merawat dan membantu kita hingga kita bertumbuh menjadi pribadi seperti saat ini, itu semua tidak terlepas dari campur tangan Tuhan dan juga orang-orang yang ada disekitar kita. Kehidupan manusia juga tidak terlepas dari yang namanya penyambutan. Sejak lahir kedunia, kita juga mengalami penyambutan, entah itu penyambutan dengan sukacita, mungkin ada juga yang disambut dengan tidak ramah (seperti setelah lahir dibuang begitu saja). Saya pun yakin bahwa setiap kita pasti juga pernah melakukan penyambutan terhadap seseorang. Seperti saat kita melakukan penyambutan kepada tamu, orang penting, maupun keluarga yang datang kerumah kita, baik dari kampung maupun kota. Tamu maupun seseorang yang datang kerumah kita semestinya kita sambut dengan ramah, dan kita perlakukan dengan baik. Seperti kita persilahkan masuk, duduk, minum/makan, atau mungkin juga kita persilahkan untuk menginap jika sudah larut malam. Saya juga yakin sebagian besar dari kita, pasti tidak akan memperlakukan tamunya dengan tidak baik, apalagi kasar dan sinis. Kecuali tamu yang datang kerumah kita itu adalah “tamu yang tidak diundang” alias maling. Sodara terkasih, Tuhan Yesus menasehati para murid-Nya, agar tidak khawatir dan rendah diri sebagai pribadi yang telah diutus Tuhan. Penyambutan yang baik maupun penolakan yang mereka alami, sesungguhnya yang diterima dan ditolak itu adalah Tuhan yang telah mengutus mereka (ayt.40). Itulah yang disampaikan Yesus kepada para murid. Kemudian yang menjadi penting adalah mereka tetap hidup dalam kebenaran sesuai kehendak Tuhan. Dan bagi setiap orang yang didatangi oleh para utusan Tuhan, juga memiliki hak untuk menyambutnya dengan sukacita atau bahkan menolaknya begitu saja. Tetapi yang perlu diingat bawasannya setiap keputusan yang kita pilih membawa konsekwensi yang juga harus dipertanggungjawabkan nantinya (ayt.41-42). Sodara terkasih, bacaan Injil kita minggu ini mengajak kita untuk dapat saling melakukan penyambutan dengan baik, dengan ramah, dengan kelemah lembutan kepada setiap orang. Penyambutan seperti ini bisa kita lakukan ketika kita mau menerima kehadiran setiap orang dalam hidup kita. Oleh karena itu, ketika orang percaya telah menyambut Kristus dalam hidupnya, hal ini juga berarti kita bersedia menyambut setiap orang yang hadir dalam hidup kita dengan penerimaan akan kasih Kristus. Sehingga kita tidak perlu khawatir untuk terus berbuat baik kepada sesama, sebab pada saatnya nanti pasti kita akan menuai upahnya. Seperti yang dikatakan dalam Matius10:42 “..barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya”. Seorang yang kecil dalam ayat ini diartikan dalam makna yang luas, yaitu orang yang diremehkan atau dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Melalui hal ini kita diingatkan bahwa kelemahlembutan, keramah tamahan dan penyambutan merupakan bagian penting dalam pemberitaan Injil. Artinya, mempersiapkan diri dalam penyambutan pemberitaan Injil atau ikut bagian dalam pemberitaan Injil, dapat kita lakukan melalui hal-hal yang sederhana. Seperti melakukan kebaikan-kebaikan sederhana terhadap orang kurang beruntung, dan bersikap ramah terhadap mereka yang berada disekeliling kita. Saling menyambutlah satu terhadap yang lainnya dalam kelemah lembutan, itulah buah nyata bahwa kita telah menyambut Kristus dalam hidup kita sebagai orang percaya. Amin. (Amelia)

Link Sumber